Sejak dipopulerkan oleh Klaus Schwab lewat bukunya, The Fourth Industrial Revolution, istilah Revolusi Industri 4.0 menjadi penanda untuk datangnya era baru. Industri 4.0 adalah industri yang dioptimasi melalui penciptaan model bisnis baru dan disrupsi atas sistem produksi, distribusi dan konsumsi untuk mencapai tujuan dan nilai-nilai kebaikan kolektif bagi seluruh umat manusia (Schwab, 2016). Model bisnis baru tersebut didukung dengan teknologi baru seperti berbasis internet (internet of things), super komputer (artificial inteligence), kendaraan tanpa pengemudi (human-machine interface), teknologi robotik (smart robotic) serta teknologi percetakan tiga dimensi (3D printing).
Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, pertanian sebagai sektor yang diandalkan dalam memenuhi ketersediaan pangan harus mampu beradaptasi dan merespon tren global dengan emanfaatkan teknologi digital berbasis internet guna mendukung ketahanan pangan. Oleh kerena itu munculah istilah Revolusi Pertanian 4.0., dimana pertanian diharapkan melibatkan teknologi artificial intelligence, robot, internet of things, drone, blockchain dan big data analitik untuk menghasilkan produk pertanian yang unggul, presisi, efisien, dan berkelanjutan.
Kegiatan on farm pada Pertanian 4.0 tidak lagi tergantung pada proses pengairan, pemupukan, serta aplikasi pestisida secara seragam dalam satu lahan, tetapi petani lebih akan menggunakan jumlah yang tepat dan terukur untuk setiap area spesifik yang dikenal dengan pertanian presisi (Precission Agriculture) . Hal ini memungkinkan petani untuk menanam pada lahan yang sempit maupun kurang produktif akibat dari kelangkaan sumberdaya alam, perubahan iklim, serta kondisi demografi (peningkatan jumlah penduduk). Pertanian modern akan menerapkan teknologi terkini baik untuk sensor, mesin, alat, maupun distribusinya. Menurut De Clercq et. al. (2018) dalam laporan dari World Government Summit tentang “Agriculture 4.0: The Future of Farming Technology” menyebutkan bahwa ada beberapa teknologi dalam Pertanian 4.0 yang dapat menjadi solusi bagi kelangkaan pangan dimasa yang akan datang, diantaranya dilihat dari aspek:
Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, pertanian sebagai sektor yang diandalkan dalam memenuhi ketersediaan pangan harus mampu beradaptasi dan merespon tren global dengan emanfaatkan teknologi digital berbasis internet guna mendukung ketahanan pangan. Oleh kerena itu munculah istilah Revolusi Pertanian 4.0., dimana pertanian diharapkan melibatkan teknologi artificial intelligence, robot, internet of things, drone, blockchain dan big data analitik untuk menghasilkan produk pertanian yang unggul, presisi, efisien, dan berkelanjutan.
Kegiatan on farm pada Pertanian 4.0 tidak lagi tergantung pada proses pengairan, pemupukan, serta aplikasi pestisida secara seragam dalam satu lahan, tetapi petani lebih akan menggunakan jumlah yang tepat dan terukur untuk setiap area spesifik yang dikenal dengan pertanian presisi (Precission Agriculture) . Hal ini memungkinkan petani untuk menanam pada lahan yang sempit maupun kurang produktif akibat dari kelangkaan sumberdaya alam, perubahan iklim, serta kondisi demografi (peningkatan jumlah penduduk). Pertanian modern akan menerapkan teknologi terkini baik untuk sensor, mesin, alat, maupun distribusinya. Menurut De Clercq et. al. (2018) dalam laporan dari World Government Summit tentang “Agriculture 4.0: The Future of Farming Technology” menyebutkan bahwa ada beberapa teknologi dalam Pertanian 4.0 yang dapat menjadi solusi bagi kelangkaan pangan dimasa yang akan datang, diantaranya dilihat dari aspek:
Produk yang dihasilkan secara berbeda dengan teknik baru
Beberapa teknik produksi pertanian terbaru yang sudah berkembang diantaranya: teknik budidaya hidroponik, budidaya alga sebagai bahan pangan, pertanian gurun dan pertanian dengan air laut, serta pengemasan makanan menggunakan bioplastic.Peningkatan efisiensi rantai distribusi dengan memproduksi bahan pangan dekat dengan konsumen
Cara ini dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi, diantaranya dengan teknologi: vertical dan urban farming, modifikasi genetik, daging hasil kultur jaringan, dan percetakan tiga dimensi dalam teknologi pangan.Menggabungkan teknologi industry dan aplikasinya
Beberapa hal yang menjadi kunci penerapan teknologi industry dalam bidang pertanian diantaranya: Internet of Things (IoT), Otomatisasi tenaga kerja, pertanian berbasis data (big data), chatbot atau asisten virtual. Dari kunci teknologi tersebut maka tercipta beberapa aplikasi teknologi dalam bidang pertanian meliputi: 1) teknologi drone untuk analisis tanah, penanaman, penyemprotan pupuk dan pestisida, monitoring tanaman, irigasi, identifikasi status kesehatan tanaman; 2) Blokchain untuk menjamin kemananan transaksi petani serta mengurangi ketidak efisienan dalam proses transakasi produk-produk pertanian; 3) nanoteknologi dan pertanian presisi; 4) sharing dan crowdfarming (kelompok).Referensi
- Schwab, K., 2016. The Fourth Industrial Revolution. World Economic Forum, Geneva Swizterland.
- Matthieu De Clercq, A. Vats, A. Biel. 2018. Griculture 4.0: The Future of farming Technology. World Government Summit in collaboration with Oliver Wyman.