Secara psikologis tujuan hidup manusia dapat diartikan hanya mencari kebahagiaan. Jika ilmu dapat mebuat manusia bahagia, maka sebagian orang akan mengejar ilmu itu. Jika uang dapat membuat manusia bahagia, maka sebagain orang akan mengejar materi itu. Jika kekuasaan dianggap dapat menjadikan manusia bahagia maka sebagian orang akan mengejar kekuasaan itu. Jika manusia menganggap ketenaran dapat menjadikan manusia bahagia, maka dia akan mengejar ketenaran itu. Walaupun pada akhirnya setelah semua tercapai manusia belum tentu capaian itu membuat bahagia.
Pada dasarnya apa yang kita terima itu adalah bentuk amanah. Kebaikan atau kemalangan yang kita dapatkan dapat menjadi malapetaka atau nikmat yang membahagiakan. Tergantung kita dalam memanfaatkan. Setiap nikmat yang kita terima tentunya ada titipan nikmat orang lain. Contoh sederhananya adalah nikmat sehat. Kesehatan yang kita miliki jika tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang baik seperti beribadah kepada Allah SWT tentunya akan menyebabkan malapetak kepada kita, jangan sampai tertipu dengan nikmat semu duniawi seperti berbuat hal-hal yang dilarang agama. Pada dasarnya semua larangan yang diberikan Allah SWT adalah demi kebaikan umat manusia. Tetapi sering kali manusia tertipu dnegan nikmat semu yang sebernarnya bersifat sementara. Kesehatan yang kita miliki juga harus dimanfaatkan untuk memberi manfaat kepada orang lain. Jika kita memanfaatkan kesehatan kita dengan benar tentunta titipan nikmat sehat kita akan bermanfaat bagi orang lain. Contoh sederhana seorang penjual nasi uduk di pagi hari, ketika dia menggunakan waktu sehatnya untuk berjualan dengan baik, dia telah memberi manfaat kepada orang lain dengan menolong orang yang tidak empat menyiapkan sarapannya di pagi hari. Sebaliknya jika dia sakit maka akan banyak pelanggan nasi uduknya yang merasa kehilangan di pagi hari. Ini bukti bahwa nikmat sehat yang diberikan pada nasi uduk ada titipan nikmat bagi orang lain juga.
Jadi mari kita gunakan nikmat yang kita dapatkan dengan baik agar nikmat itu tidak berubah menjadi malapetaka. Karena sejatinya nikmat itu adalah Ujian. Seperti firman_Nya
“jika kalian bersyukur pasti akan Aku tambah ni’mat-Ku padamu tetapi jika kalian kufur sesungguhnya adzab-Ku amat pedih”. (QS 14:7)
Semoga bermanfaat….
0 comments:
Post a Comment